Empat kemenangan MotoGP menjadikan Maverick Vinales pembalap paling sukses ketiga di 2017-2018 setelah Marc Marquez (15) dan Andrea Dovizioso (10). Pembalap Spanyol itu memiliki masalah yang tidak mengurangi perbedaan, perubahan suasana hati. Misalkan berkat dia, Yamaha memutus rantai 25 kekalahan di Australia, tidak selalu jejak kegagalan mengarah ke motor Yamaha.
Dalam percakapan dengan kolumnis Majalah Motorsport Mat Oxley Vinales, ia mengakui bahwa sejumlah penampilan yang lemah pada 2018 disebabkan oleh suasana hati yang tertekan. Pembalap Yamaha mendapat tempat keempat musim ini tepat di belakang rekannya Valentino Rossi. Menurutnya, bisa jadi yang kedua, jadi pembalap Spanyol yang lebih terkoleksi. Tapi Grand Prix pertama mengatur nada untuk kejuaraan: di Qatar, Mack naik ke posisi keenam dari 15, dan kemudian mengulangi bergantian mulai lemah dan akhir yang kuat.
Ada celah dalam persiapan psikologisnya. Vinales mencoba menutup pertanyaan musim lalu. Sejauh ini tidak berhasil: dia tidak menemukan spesialis olahraga yang cocok. Maverick mengandalkan bantuan ini, jika tidak, ia berisiko mengambil sendiri musuh No. 1.
Saya bekerja sangat keras dalam hal ini, berusaha mencari psikiater olahraga, tetapi ini tidak mudah, karena Anda perlu menemukan yang baik yang mengerti saya. Terkadang saya tidak sepenuhnya fokus, jadi, tentu saja, ini perlu diperbaiki. Saya adalah tipe orang yang ingin meningkat setiap tahun, dan jika saya menemukan psikiater olahraga yang baik, saya akan menjadi jauh lebih baik.
Karena musim lalu, ketika saya buruk dalam balapan, ini sebagian disebabkan oleh fakta bahwa saya depresi. Seperti di Qatar: Saya adalah orang tercepat di trek di bagian kedua perlombaan, dan bermain empat detik di depan para pemimpin, tetapi secara emosional saya sangat tertekan karena pada 2017 saya berada di tiang dan memenangkan lomba ... Jika saya lebih termotivasi Saya menunggu hari berikutnya lagi, mungkin saya akan menjadi yang kedua di kejuaraan.
No comments